Dalam kehidupan, setiap manusia mendambakan kebaikan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Islam, sebagai agama yang sempurna, memberikan panduan lengkap tentang bagaimana meraih kedua kebahagiaan tersebut. Salah satu petunjuk yang sangat berharga adalah hadits yang menyebutkan empat perkara yang jika dimiliki oleh seseorang, maka ia telah memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Artikel ini akan mengulas empat perkara tersebut serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari, disertai dengan penjelasan dari Al-Qur'an dan Hadits.
Empat Perkara yang Mendatangkan Kebaikan Dunia dan Akhirat
1. Hati yang Senantiasa Bersyukur
Syukur adalah kunci kebahagiaan. Seorang yang bersyukur akan selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah SWT, baik itu sedikit maupun banyak. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik baginya. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika dia tertimpa kesusahan, dia bersabar, dan itu juga baik baginya.” (HR. Muslim).
Syukur tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan, seperti menggunakan nikmat Allah untuk hal-hal yang diridhai-Nya.
2. Lisan yang Senantiasa Berdzikir
Dzikir adalah bentuk pengingatan kepada Allah SWT dalam setiap keadaan. Dengan berdzikir, hati menjadi tenang dan pikiran menjadi jernih. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dzikir juga menjadi benteng dari godaan syaitan dan membantu kita tetap berada di jalan yang lurus. Mulailah dengan dzikir-dzikir ringan seperti membaca “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar” dalam aktivitas sehari-hari.
3. Tubuh yang Sabar Menanggung Musibah
Musibah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, bagaimana kita menyikapinya menentukan nilai di sisi Allah. Sabar bukan berarti pasif, tetapi menerima dengan ikhlas dan berusaha mencari solusi terbaik. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali), kemudian berdoa, ‘Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku dan gantilah dengan yang lebih baik,’ melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim).
Kesabaran juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dan selalu percaya pada rencana Allah.
4. Istri yang Tidak Berkhianat
Seorang istri yang setia dan menjaga kehormatan diri serta harta suaminya adalah anugerah terbesar dalam kehidupan berumah tangga. Hubungan suami-istri yang harmonis dan penuh kepercayaan menjadi pondasi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang shalihah.” (HR. Muslim).
Istri yang shalihah tidak hanya membawa kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi penolong suami dalam meraih kebahagiaan di akhirat.
Keluarga Shalih: Kunci Berkumpul di Surga
Allah SWT menjanjikan kebahagiaan abadi bagi keluarga yang senantiasa berbuat kebaikan dan menjalankan perintah-Nya. Dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra’d ayat 23, Allah berfirman:
“(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.”
Ayat ini menggambarkan betapa indahnya kehidupan di surga, di mana seluruh anggota keluarga yang shalih akan berkumpul kembali. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri dan mengajak keluarga menuju jalan yang diridhai Allah.
Empat perkara yang disebutkan dalam hadits—hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir, tubuh yang sabar, dan istri yang setia—adalah kunci meraih kebaikan dunia dan akhirat. Dengan mengamalkannya, kita tidak hanya menciptakan kehidupan yang harmonis di dunia, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kebahagiaan abadi di akhirat. Mari kita terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, dimulai dari hal-hal kecil sehari-hari, dan mengajak keluarga kita untuk bersama-sama meniti jalan menuju surga.